Daisypath Anniversary tickers

Tanggal nikah dimajuin?

Kaget...

Konsep awal adalah akad nikah & resepsi tanggal 29 Oktober 2011. Mari kita lihat Daisy Path dibawah ini yang sudah berubah durasinya sekarang: (saat devy ngetik ini tanggal 5 Juni 2011). 

Liat tu si cewek & cowok masih terpisah jarak, coba bandingkan dengan sekarang :D

19 Mei 2011 di siang bolong aku ditelpon mama (yang saat itu sedang ada di Palembang) dengan nada sangat hati-hati, kayaknya takut aku kaget or sedih. "Ternyata keluarga besar Papa tidak setuju kalo nikah kami di bulan Besar (Dzulhijjah/Oktober) karna itu bulan meninggalnya Mbah Kung (bapaknya Papa) dan bulan menikah Papa & Mama devy. Saat dikonsultasikan mencari hari baik soal itu pun sudah diutarakan dan hasil finalnya adalah BOLEH menikah di bulan Besar karena tanggal tersebut tidak BERTEPATAN dengan HARInya Mbah Kung meninggal tadi. Makanya di-iyakan. Tapi lama-kelamaan kluarga besar papa mempersoalkannya dan menyarankan untuk ganti bulan saja, untuk SELAMATnya. Kan menikah untuk selamanya, jadi ya harus hati-hati memulainya, masa' diundur buat kebaikan gini ga mau?. Kalo menurut perhitungan Jawa bulan Jumadil Akhir itu bagus. Terlebih lagi, papa memberikan contoh anak temannya yang telah menikah tanggal 10-10-2010 yang menurut mereka itu adalah tanggal cantik tapi menurut orang Jawa itu adalah bulan tidak bagus untuk menikah, akhirnya mereka menikah dan beberapa minggu lalu ayahnya meninggal. Memang sih, semua itu takdir Allah SWT, tapi kan kita  orang Jawa yang juga masih terikat adat, dan memang sudah banyak terbukti bahwa mencari HARI menikah itu dibutuhkan perhitungan yang matang. Kalo mamapapa terserah Devy. Sekarang gimana Vy menurutmu?", ujar mama panjang lebar.

"Mama tanya pendapatku? Jujur ma, aku kecewa banget!" :'(
Oh God, apaaa lagi ini? Karna masih di kantor dan saat itu sedang ada kegiatan yang tidak memungkinkan bagiku tuk menangis di depan orang-orang (hehe), aku cuma message ke mas Andi tapi untuk jelasnya nanti pas telfon. 

Malemnya kami membicarakan soal ini by phone coz seperti biasanya mas Andi slalu betah berlama-lama di kantornya.
A=Andi, D=devy ( ini cuma intinya aja )
D : (menceritakan seperti yang diceritakan mama-----*sambil nangis)
A : "Ngapain nangis? Jangan nangis"
D : "Udah nangis kok!"
A : "Ya udah nangis wes, ga pa pa"
D : "Gimana a'?"
A : "Bukannya Lamaran Balasan kemaren kan sodara-sodara papa juga ikut ya berarti setuju"
D : "Iya, tapi sebenarnya mereka ga sepenuhnya setuju karena alasan tadi, tapi mamapapa kasih alasan kalo itu BOLEH asalkan TIDAK BERTEPATAN dengan HARInya meninggal Mbah. Ternyta lama kelamaan sodara-sodara papa mempersoalkan itu, apalagi ada contoh kasusnya" (maklum keluarga papa tinggal di desa, masih kolot banget).
A : "Ya udah dituruti aja, kalo ga ntar kalo ada apa-apa pasti dikait-kaitkan dengan tanggal nikah kita. Misalnya ada sodara yang sakit nanti bilangnya gara-gara kita"
D : "Lho brarti aa' setuju kalo nikah kita diundur? Jumadil Akhir itu brarti April 2012! Mau nikah aja kok susah ya a'?" (nada suara makin memelas)
A : "Masih banyak yang lebih susah dari kita"
D : "Siapa?"  
A : "Ya yang di TV, sinetron itu kan dah susah susah tapi akhirnya nikah juga"
D : "Dulu katanya ga boleh pake contoh sinetron ato film karna rekayasa!" (sebel)
A : "O iya ya, bentar bentar aa' mikir dulu cari contoh yang nyata"
D : "uuuuuhhh"
A : "Udah.....semua pasti ada HIKMAHnya, tapi belum tentu ada DINAnya" (FYI, DINA itu kakakku dan HIKMAH itu suami kakakku)
D : "ha?"......*berpikir sejenak trus ga nangis lagi malah jadi sebel sebel manja "uuuhhh aa' ini!" (aa' masih tetep sempat becanda di situasi panik gini!)
A : "Kalo diundur mungkin kita dikasih banyak waktu untuk nyiapin semuanya"
D : (cemberut lagi)
A : "Hehe....Intinya menghindari Bulan Besar (Dzulhijjah/Oktober) kan? Kenapa ga dimajuin aja kalo memang ga mau diundur?"
D : "oh.. oiya ya"  (mulai semangat, hehe) "Nanti dinda bilang papa dulu"
Lalu ngobrol lah kami celotehan lainnya
A : "Udah ya....ini lho Wahyu sampe nangis terharu dengar kisah kita" (mulai...aa'q lebay)
D : "Apaaa?? Jadi dari tadi kita ngobrol ada orang di sekitar aa'? Kok ga bilang dari tadi sih? Ada siapa lagi?"
A : "Masih ada 2 orang lagi"
D : "Ya ampun, lain kali tuh kalo omongan privat gini ya keluar kek ato ke kamar mandi"
A : "Di mana lagi dinda? Di luar sama aja ada satpam, di kamar mandi malah bahaya ntar dicurigai orang-orang kenapa aa' lama sekali di kamar mandi ga kluar-kluar"
D : "Oughhh... Ya udah, bilang sama Wahyu jangan boleh bilang sapa-sapa ya"
A : "Insya Allah, kalo dia mau"
(Kalo di deketku dah kupukul aa'q!)
---------
Ya begitulah reaksi mas Andi berbeda banget denganku, dia bisa tenang, nyantai, malah ngasih solusi.

Keesokan paginya, papa telfon. Kali ini dengan nada yang jauh lebih halus dari mama dan aku pun jadi nangis dengernya. Bukan nangis karna permasalahan nikah diundur ato maju tapi tersentuh dengan cara penyampaian papa yang sangat hati-hati, pelan dan sabar. Beda banget dengan reaksiku kemaren saat komunikasi dengan mama. Ternyata papa juga setuju kalo diMAJUkan, tinggal diskusi sama sodara-sodaranya, dan mama yang masih di Palembang.

Kelamaan nunggu mama yang baru akan kembali ke Jawa 2 minggu lagi, aku dan papa menanyakan "Hari Baik", dan hasilnya adalah Juli, Yah 16 JULI. Weee....mepet banget. So, kami memutuskan 16 juli Akad dan September (Syawal, bukan Besar/Dzulhijjah) adalah resepsinya. Disampaikan ke kluarga Mas Andi dan mereka setuju. DEAL!


~devandi~

0 comments: